MAKALAH
Ushul fiqh
Mukjizat Al-Qur’an
Tugas
Mandiri
Disusun
oleh:
Nama
: paradila kusuma rini
Kelas/
prodi: A/EI
NPM
: 1173814
No.
Urut : 22
JURUSAN
SYARI’AH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
JURAI SIWO METRO
T.A
2012
KATA
PENGANTAR
Asalamuallaikum wr.wb
Alhamdulillah Puji syukur kami semua panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, penyusun dapat
menyelesaikan pembuatan tugas Makalah ushu fiqh. tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu syarat
dalam belajar mengajar mata kuliahushul fiqh, Selama penyelesaian makalah ini, penulis tidak terlepas
dari bantuan, dan bimbingan serta dorongan dari banyak pihak.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan tugas makalah
ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan saran, kritik dan masukannya yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan dalam
pembuatan makalah yang akan datang. Karena mungkin kurangnya kemampuan dan
refrensi yang penyusun miliki. akan tetapi dengan ini penulis akan selalu
berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan tugas Makalah ini. Mungkin
pada tahapan sekarang penyusun belum mampu menyempurnakan pembahasan yang
terkandung di dalam makalah ini, mudah-mudahan dengan semangat belajar dan
kemauan yang keras di iringi dengan niat yang baik penyusun dapat
menyempurnakan Makalah ini di masa-masa yang akan datang.
Demikian makalah
ini penulis buat mudah-mudahan dapat berguna dan bermanfaat buat kita
semua.”Amin”.
Wasalamu allaikum wr.wb.
Metro,
oktober 2012
Hormat kami
penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ I
KATA PENGANTAR ............................................................................. II
DAFTAR ISI ............................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A.
Latar
belakang .............................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2
A.
Pengertiam
Mukjizat .................................................................... 2
B.
Al-Qur’an
sebagai mukjizat ......................................................... 2
C.
Unsur-unsur
kemukjizat Al-Qur’an............................................. 4
D.
Keutamaan
Al-Qur’an .................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Al-qura’an adalah kitab
suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw dan merupakan mukjizat untuknya
yang digunakan untuk pedomam hidup manusia. Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab dan makna yang pasti sebagai bukti bagi rasulullah bahwa dia adalah utusan
Allah, sebagai undang-undang dan sebagai sarana pendekatan (seorang hamba
kepada tuhannya) sekaligus sebagai ibadah bila dibaca.
Al-Qur’an adalah tolok ukur wawasan
pengetahuan keislaman, sejak dahulu pada zaman Rasulullah saw sampai pada masa
yang akan datang dan merupakan wahyu ilahi yang wajib dipahami kandungannya
oleh umat Islam agar mampu mengaplikasikan ajaran yang terkandung di dalamnya
dengan baik dan benar sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah swt. Salah satu
cara memahami kandungan al-Qur’an adalah dengan mempelajari tafsir dan hadist.
Hadist Nabi SAW adalah petunjuk bagi umat Islam setelah Al Quran, yang
sekaligus penjelas utama dari Al Quran.
B.
Rumusan
masalah
1. Apakah
maksud dari mukjizat?
2. Mengapa
al-Qur’an dapat dikatakan mukjizat Allah kepada nabi Muhammad?
3. Apakah
unsur-unsur yang terdapat dalam mukjizat al-Qur’an?
4. Apakah
keutamaan mukjizat Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian mukjizat
Mukjizat menurut bahasa ialah
melemahkan sedangkan menurut istilah berarti sesuatu yang diperlihatkan Allah
melalui nabi dan rasul sebagai bukti kebenaran atas kenabiaannya. Pelaku yang
melemahkan dinamai mukjiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak umat menonjol
sehingga mampu membungkamkan lawan.ia dinamai “mukjizat”.[1]
Mukjizat
terbesar nabi Muhammad adalah Al-Qur’an. Mukjizat nabi Muhammad berbeda dari
rasu-rasul yang lainnya yang rata-rata bersifat fisik Yang dapat disaksikan
oleh mata. Mukjizat nabi Muhammad bersifat makna tidak dapat dilihat
keistimewaannya oleh mata tetapi hanya dapat dirasakan dan ini berlaku
sepanjang masa meskipun nabi sudah tidak ada. Hal ini sesuai dengan kedudukan
nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dan rasul terakhir.
Mukjizat
bagi seorang rasul merupakan salah satu identitas dari kerasulannya. Mukjizat
biasanya diberikan Allah dalam bentuk sesuatu yang berlaku pada masanya dan
Rasul memunculkan keluar biasanya.
.
B. Al-Qur'an sebagai Mukjizat
Al-Qur'an merupakan satu-satunya
kitab samawi yang dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak seorang pun
yang mampu mendatangkan kitab sepertinya, meskipun seluruh manusia dan jin
berkumpul untuk melakukan hal itu.
Para ulama
sepakat bahwa Al-Qur’an melemahkan manusia untuk membuat yang sepadan dengannya
tidak hanya dilihat dari satu segi saja, tetapi dari beberapa segi; lafal,makna
dan jiwa yang terkandungan di dalam Al-Qur’an sehingga manusia tidak mampu
untuk melawannya.
Berikut ini
beberapa kemukjizatan Al-Qur’an yang mampu dijangkau akal manusia, antara lain
:
1. Kesatuan
kalimat, makna, hukum dan teori
Al-Qur’an terdiri dari
6000 ayat. Isinya diungkapkan dalam berbagai macam bentuk kalimat dan tata
bahasa, mengandung pokok bahasan yang bermacam-macam yaitu akidah, akhlaq dan
hukum, menetapkan beberapa teori yaitu alam, soaial, dan psikologi[2].
Al-Qur'an mengandung berbagai ilmu
pengetahuan yang paling tinggi, paling luhur dan berharga nilai-nilai
akhlaknya, paling adil dan kokoh undang-undang pidana dan perdatanya, paling
bijak tatanan ibadah, hukum-hukum pribadi dan sosialnya, paling berpengaruh dan
bermanfaat nasehat-nasehat dan wejangannya, paling menarik kisah-kisah
sejarahnya, dan paling baik metode pendidikan dan pengajarannya.
2. Keselarasan
ayat dengan teori yang mampu diungkapkan oleh ilmu pengetahuan
Tujuan utama
Al-Qur’an bukan untuk menetapkan teori ilmiah tentang penciptaan langit, bumi,
manusia, gerakan-gerakan benda planet dan lain sebagainya, melainkan untuk
mengingatkan manusia adanya Allah dan keesaannya dan untuk mengingatkan atasa
segala nikmat dan tujuan-tujuan lainnya.
3. Pemberitaan
tentang hal-hal yang tidak diketahui kecuali Allah yang maha mengetahui yang
gaib.
Al-Qur’an
memberitahukan tentang terjadinya beberapa peristiwa di masa yang akan datang
yang tidak seorangpun mengetahui. Seperti firman Allah:
“ alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa rumawi, di
negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam
beberapa tahun lagi.” (QS. Ar-Ruum :1-4)
Al-Qur’an
juga menceritakan kisah umat-umat terdahulu yang tidak meninggalkan bekas
sejarah, tidak meninggalkan bukti atau
tanda yang menceritakan keberadaannya. Hal ini adalah bukti bahwa Al-Qur’an
adalah dari Allah yang tidak ada kesamaan baginya tentang hal-hal masa kini,
masa lalu dan masa ayang akan datang. Allah memberikan petunjuk dengan
firmannya :
“ itu adalah diantara berita-berita penting tentang
yang gaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu
mengetahuinya, dan tidak (pula) kaummu sebelum ini.”(QS. Huud : 49)
4. Kefasihan
lafal. Kebalagahan ungkapan dan kekuatan pengaruh Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an tidak terdapat lafal yang
membosankan pendengaran dan keracunan susunan kalimat. Ditijau dari kesesuaian
antar ungkapan dengan situasai dan kondisi Al-Qur’an telah berada di tingkat balaghah yang tertinggi. Hal ini sangat
berpengaruh bagi mereka yang memiliki citarasa bahasa arab dalam memperhatikan
unsur penyempurnaan, pribahasa, argumentasi, dialog, penetapan hukum akidah
yang benar, penghinaan kepada mereka yang ingkar dan dalam pengungkapan makna
yang dikandung serta tujuan yang dilontarkan.[3]
C. Unsur-Unsur
Kemukjizatan Al-Qur'an
Setelah secara global kita
mengetahui bahwa Al-Qur'an merupakan kalam dan mukjizat Ilahi, kami akan
menjelaskan lebih luas lagi unsur-unsur kemukjizatan kitab suci ini, antara
lain :
1.
Gaya
Bahasa
Unsur pertama kemukjizatan Al-Qur'an
ialah kefasihan dan balaghah-nya. Artinya, untuk menyampaikan maksud dan
tujuan dalam setiap masalah, Allah SWT menggunakan kata dan kalimat yang paling
lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh. Melalui cara tersebut, Dia
menyampaikan makna-makna yang dimaksudkan kepada para mukhathab
(audiens), yaitu melalui sastra yang paling baik dan mudah dipahami. Bahkan
Umar Bin Khathab pun mulanya mmemusuhi nabi Muhammad dan berusaha untuk
membunuhnya, lalu ia masuk islam karena mendengar petikan ayat-ayat Al-Qur’an.
Susunan al-Qur’an tidak dapat disamai oleh karya sebaik apapun.[4]
Keindahan Al-Qur’an terdapat dalam
penggunaan bahasa, susunan kata, kalimat, ungkapan dan hubungan antara satu
ungkapan dengan yang lain. Kaum Muslimin selain mengangumi keindahan bahasa
tetapi juga menyakini bahwa ayat-ayat Al-Qur’an adalah petunjuk kebahagian di
dunia dan akhirat.[5]
2. Susunan kalimat ( Uslub) al-Qur’an
Singkat kata, Al-Qur'an mengandung
seluruh dasar-dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk merealisasikan
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Semuanya itu dirangkai dengan susunan
yang indah dan menarik yang tidak ada bandingannya, sehingga semua lapisan
masyarakat dapat mengambil manfaat darinya sesuai dengan potensi mereka
masing-masing. Di dalam susunan tersebut terkandung nilai-nilai istimewa dan
tidak akan pernah ada pada ucapan manusia.[6]
Terangkumnya semua ilmu pengetahuan
dan hakikat di dalam sebuah kitab seperti ini mengungguli kemampuan manusia
biasa. Akan tetapi yang lebih mengagumkan dan menakjubkan adalah bahwa kitab
agung ini diturunkan kepada seorang manusia yang tidak pernah belajar dan
mengenyam pendidikan sama sekali sepanjang hidupnya, serta tidak
pernah—walaupun hanya sejenak—memegang pena dan kertas. Ia hidup dan tumbuh
besar di sebuah lingkungan yang jauh dari kemajuan dan peradaban.
Yang lebih mengagumkan lagi, selama
40 tahun sebelum diutus menjadi nabi, ia tidak pernah terdengar ucapan mukjizat
semacam itu. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur'an dan wahyu Ilahi yang beliau
sampaikan pada masa-masa kenabiannya memiliki metode dan susunan kata yang khas
dan berbeda sama sekali dari seluruh perkataan dan ucapan pribadinya. Perbedaan
yang jelas antara kitab tersebut dengan seluruh ucapan beliau dapat disentuh
dan disaksikan oleh seluruh masyarakat dan umatnya. Sekaitan dengan ini, Allah
SWT berfirman
, "Dan kamu tidak pernah membaca sebelum satu
bukupun dan kamu tidak pernah menulis satu buku dengan tanganmu. Karena jika
kamu pernah membaca dan menulis, maka para pengingkar itu betul-betul akan
merasa ragu [terhadap Al-Qur'an]". (QS. Al-'Ankabut: 48)
Pada ayat yang lainnya Allah SWT
berfirman,
"Katakanlah,
'Jikalah Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah
tidak pula memberi tahukannya kepadamu.' Sesungguhnya aku telah tinggal
bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak memikirkannya?"
(QS.Yunus: 16)
Dan kemungkinan besar bahwa ayat 23
surah Al-Baqarah yang menegaskan,
"Dan jika kalian masih merasa
ragu terhadap apa yang kami turunkan kepada hamba Kami, maka buatlah yang
serupa dengannya,"
menunjukan unsur kemukjizatan ini. Yakni,
kemungkinan besar kata ganti "nya" yang terdapat pada kata "serupa
dengannya" itu kembali kepada kata "hamba Kami".
Kesimpulannya, barangkali kita
berasumsi tentu mustahil bahwa ratusan kelompok yang terdiri dari para ilmuan
yang ahli di bidangnya masing-masing bekerja sama dan saling membantu itu mampu
membuat kitab yang serupa dengan Al-Qur'an. Namun, tidak mungkin bagi satu
orang yang ummi (tidak belajar baca-tulis sama sekali) mampu melakukan
hal tersebut. Dengan demikian, kedatangan Al-Qur'an dengan segenap keistimewaan
dan keunggulannya dari seorang yang ummi merupakan unsur lain dari
kemukjizatan kitab suci itu.
3.
hukum
Ilahi yang sempurna
AL-Qur’an
menjelaskan pokok aturan akidah, norma-norma, keutamaan, sopan santun,
undang-undang ekonomi politik, sosial dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum
ibadah. Tentang akidah, Al-Qur’an mengajak umat manusia pada akidah yang sucu
dan tinggi yakni beriman kepada Allah yang maha Agung, menyatakan adanya Nabi
dan Rasul serta mempercayai semua kitab samawi.[7]
Dalam
bidang Undang-undang Al-Qura’an telah menetapkan kaidah-kaidah mengenai hukum
perdata, pidana politik dan ekonomi. Mengenai hubungan internasional, Al-Qur’an
telah menetapkan dasar-dasarnya yang paling sempurna dan adil, baik dalam
keadaan damai ataupun perang.
4. ketelitian
redaksi
a. keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya
b. keseimbangan
jumlah kata dengan sinonimnya/ makna yang dikandung
c. keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukkan kepada
akibatnya
d. keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya
e. keseimbangan
lainnya.
5. berita
tentang hal-hal gaib
berita-berita
gaib yang terdapat pada wahyu Allah, yakni taurat, injil, dan Al-Qur’an
merupakan mikjizat. Berita gaib dalam wahyu Allah itu membuat manusia takjub
karena akal manusia tidak sampai kepada hal-hal tersebut. Salah satu mukjizat
Al Qur’an adalah bahwa di dalamnya banyak sekali terdapat ungkapan dan
keterangan baru terungkap oleh ilmu pengetahuan dan sejarah pada akhir abad
ini, makna yang terkandung di dalamnya sama sekali tidak terbayangkan oleh
pikiran orang yang hidup pada masa Al-Qur’an diturunkan.
6. isyarat-isyarat
ilmiah
a. Cahaya
matahari bersumber dari dalam diri sendiri dan bulan merupakan pantulan
b. Kurangnya
oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas
c. Perbedaan
sidik jari manusia
d. Aroma/
bau manusia berbeda-beda
e. Masa
penyusuan ideal dan minimal kehamilan
f. Adanya
nurani(superego) dan bawah sadar manusia
g. Yang
merasakan nyeri adalah kulit
D.
KEUTAMAAN MUKJIZAT AL-QUR’AN
Mukjizat
Al-Qur’an berbeda dengan mukjizat-mukjizat para rasul yang terdahulu, dalam
berbagai sudut keluarbiasaannya. Di dalam Al-Qur’an keluarbiasaannya tampak di
dalam satu huruf saja yang mengandung makna dahsyat sekali. Antara lain yang
termasuk keutamaan mukjizat Al-Qur’an sebagai berikut :
1. Al-Qur’an
mukjizat yang kekal
Al-Qur’an
suatu mukjizat yang terbesar dan kekal abadi. Umat muslim dan umat lain dapat
memegang, membaca, menghayati, memahami, mengamalkan isinya untuk mencapai
kebahagian dunia dan keselamatan akhirat. Al-Qur’an mempunyai kedudukan sungguh
mulia dan mendapat tempat yang agung di hati sanubari kaum muslimin.
Al-Qur’an
mencakup seluruh wahyu yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul yang
terdahulu, baik berupa petunjuk, perbaikan, pendidikan, pengajaran keseluruhan
budi pekerti dan undang-undangnya.[8]
2. Al-Qur’an
menentukan sumber ilmu pengetahuan seorang muslim
Suatu perbedaan lain
antara perbedaan mukjizat Al-Qur’an dengan mukjizat sebelumnya, bahwasannya
Al-Qur’an telah menetapkan sumber pengetahuan manusia. Al-Qur'an
mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang paling tinggi, paling luhur dan
berharga nilai-nilai akhlaknya, paling adil dan kokoh undang-undang pidana dan
perdatanya, paling bijak tatanan ibadah, hukum-hukum pribadi dan sosialnya,
paling berpengaruh dan bermanfaat nasehat-nasehat dan wejangannya, paling
menarik kisah-kisah sejarahnya, dan paling baik metode pendidikan dan
pengajarannya. Al-Qur’an telah menceritakan kepada kita
bagaimana cara manusia belajar, sesuai dengan firman Allah :
“dan
Dia mengajarkan kepada anak adam nama-nama (benda-benda) seluruhnnya.”(Q.S
Al-Baqarah, 2 :31)
3. Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup
Sesungguhnya tidak ada
suatu problema yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia melainkan
terdapat jalan yang dapat memecahkan problema itu dalam kitab Allah. Al-Qur’an
mengandung berbagai hakikat alam seluruhnya, dan diterangkannyadalam
kalimat-kalimat Yang sesuai dengan kemempuan pemikiran akal yang tumbuh ketika
ia diturunkan, kemudian ia dapat disesuaikan dengan kemampuan
pemikiran-pemikiran generasi-generasi mendatang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat dikatakan dari
keterangan beberapa reverensi buku yang saya baca bahwa Al-Qur’an datang
langsung dari Allah dan bukan merupakan ciptaan nabi Muhammad saw. Al-Qur’an
merupakan mukjizat karena langsung dari Allah, tidak ada keraguan baginya. Nabi muhammad sendiripun telah membuktikan
bahwa itu bukan buatannnya melainkan dari Allah.
Al-Qur'an mengandung berbagai ilmu
pengetahuan yang paling tinggi, paling luhur dan berharga nilai-nilai
akhlaknya, paling adil dan kokoh undang-undang pidana dan perdatanya, paling
bijak tatanan ibadah, hukum-hukum pribadi dan sosialnya, paling berpengaruh dan
bermanfaat nasehat-nasehatnya , serta paling menarik kisah-kisah sejarahnya,
dan paling baik metode pendidikan dan pengajarannya.
Barangkali kita berasumsi tentu
mustahil bahwa ratusan kelompok yang terdiri dari para ilmuan yang ahli di
bidangnya masing-masing bekerja sama dan saling membantu itu mampu membuat
kitab yang serupa dengan Al-Qur'an. Namun, tidak mungkin bagi satu orang yang ummi
(tidak belajar baca-tulis sama sekali) mampu melakukan hal tersebut. Dengan
demikian, kedatangan Al-Qur'an dengan segenap keistimewaan dan keunggulannya
dari seorang yang ummi merupakan unsur lain dari kemukjizatan kitab suci
itu.
DAFTAR PUTAKA
Syarifuddin,
Amir , Ushul Fiqh, Bandung : Logos
Wacana Ilmu, 2000
Wahhab
Khallaf, Abdul, Ushul Fikih, Jakarta
: Pustaka Amani, 2003
Al-Mutawalli
Asy-Sya’rawi, Muhammad, mukjizat
Al-Qur’an , Surabaya: PT. Bungkul Indah, 1995
Anwar, Rosihon, Ulum Al-Qur’an,Bandung: Pustaka setia,
2010
Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an membangun tradisi, Jakarta:
Ciputat Press, 2003
[1]
M. Quraish shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Bandung, 1997, hlm.
23
[3]
Abdul Wahhab Khallaf, op.
Cit., hlm. 31
[4]
Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni, At-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an, Maktabah
Al-Ghazali, Damaskus, 1390, hlm. 105
[5]
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Mizan, 1992, hlm.
23
[6]
Subhi Shalih, M abahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, Dar Al-‘Ilm li Al-Malaya, Beirut, 1985, hlm.
320
[7] Al- Shabuni, op. Cit., hlm. 198
[8]Said agil Husin Al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki, cipitat press, Jakarta, 2003, hlm. 37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar